Pelatihan batik terus dilakukan untuk kelompok Batik Canting Manis Temon Wetan. Adapun kegiatan pelatihan ini dilaksanakan untuk mendapatkan batik dengan variasi baru. Batik ecoprint, merupakan batik yang teknik pembuatannya menggunakan dan memanfaatkan dari serat alami tumbuh-tumbuhan yang kemudian diolah secara kompleks.
Pada 15-16 September 2023, pelatihan ini dilakukan di Aula Kalurahan Temon Wetan. Acara yang berlangsung selama dua hari ini sukses dan ibu-ibu kelompok batik juga aktif dalam mengikuti pelatihan ini. Tak hanya kelompok batik Canting Manis, kelompok batik Nimas juga ikut andil.
“Pelatihan batik terus dilakukan, untuk mendapatkan corak batik yang indah. Selain itu dengan adanya pelatihan batik ecoprint menambah variasi batik yang pernah diproduksi oleh batik canting manis selain batik cap dan tulis. Pelatihan ini sangat bermanfaat khususnya bagi kelompok batik yang ada di Temon Wetan”, tutur Ibu Puji Purwaningsih, S.Pd selaku lurah Temon Wetan.
Batik ecoprint pada dasarnya pengolahannya tidak rumita, akan tetapi kompleks. Dengan mengandalkan jenis daun-daunan dan jenis bunga batik ecoprint bisa diolah. Selain mengurangi limbah, kategori dari batik ecoprint ramah lingkungan, karena pada proses pembuatannyapun hanya mengandalkan bahan dari alam serta serat alami yang diolah. Jelas, batik dengan proses ecoprint aman digunakan. Tak asal dengan pengolahannya, pembuatan batik ecoprint menggunakan beberapa jenis daun dan bunga. Tidak semua daun bisa digunakan untuk membuat batik ecoprint dan tidak semua jenis bungapun bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan batik ecoprint. Beberapa jenis tumbuhan yang bisa digunakan untuk bahan ecoprint adalah daun kenikir, daun jambu mete, daun mahoni, daun teh-tehan,daun jambu, untuk bunganya bisa menggunakan jenis bunga sepatu. Untuk bahanpun gratis hanya modal mencari disekitar lingkungan jenis tumbuhan ini bisa didapatkan.
Pelatihan dihadiri oleh 30 orang diantaranya dari kelompok batik canting manis dan kelompok batik Nimas. Narasumber dari pelatihan ini adalah ibu Bekti Widyaningsih, S.Pd.
“Pelatihan ini fungsinya untuk mengurangi limbah, karena batik ecoprint itu ramah lingkungan. Dan bahannya pun gratis, ngga semua jenis tumbuhan dan bunga bisa digunakan. Hanya beberapa jenis daun dan bunga yang bisa diolah untuk batik ecoprint. Tadi juga peserta ramai-ramai saling membantu saat mencari bahan baku” ucap Ibu Bekti Widyaningsih, S.Pd.
Pengolahan batik ecoprint dimulai dengan pemilihan kain yang akan digunakan. Kain yang digunakan juga harus menggunakan serat alami. Setelah itu baru mencari bahan disekitar yang bisa digunakan untuk bahan pembuatan ecoprint. Proses yang selanjutnya adalah proses membersihkan bahan baku dari kotoran, lalu dilanjutkan untuk proses penataan bahan baku pada kain untuk mendapatkan pola dan proses ini dimaksudkan agar warna keluar tajam. Setelah dirasa sudah cukup, baru kain dicelupkan untuk proses pewarnaan dan pencetakan pola. Diperas tidak menggunakan tenaga tetapi cukup diperas ringan, agar pencetakan sempurna. Setelah itu kain baru dibungkus menggunakan alas kantong plastik dan direbus selama kurang lebih 3jam untuk mendapatkan pewarnaan yang menempel antara kain dan pola dari tumbuhan ecoprint bisa terbentuk.
“Pengolahannya itu sebenarnya sederhana, Cuma memang kompleks. Awal saya menjelaskan lalu disusul seluruh peserta untuk praktek berkelompok. Semua berjalan lancar, dan peserta sangat antusias” tambah Ibu Bekti.